Lahan basah menurut Konvensi Ramsar merupakan definisi yang luas yaitu daerah-daerah rawa, payau, lahan gambut dan perairan; alami atau buatan; tetap atau sementara; dengan air tergenang atau mengalir; tawar, payau atau asin; termasuk perairan laut yang kedalamanya tidak lebih dari 6 meter diwaktu air surut. Definisi tersebut mencakup terumbu karang dan padang lamun didaerah pesisir, dataran lumpur, hutan bakau, muara, sungai, rawa air tawar, hutan rawa dan danau serta rawa dan danau bergaram. Definisi yang sempit umumnya menganggap lahan basah sebagai ekoton yaitu daerah peralihan antara lingkungan daratan dengan lingkungan perairan dimana tanah yang tergenang atau jenuh air, menyebabkan berkembangnya suatu vegetasi yang khas.
Di Kalimantan sendiri hampir 1/3 luas daerah adalah daerah rawa. baik itu rawa hutan air tawar, rawa pasang surut, rawa gambut, dan jenis rawa lainnya. Akan tetapi kebanyakan dari lahan basah ini tidak dialihfungsikan dengan baik sehingga hasilnya kurang malsimal bahkan terkadang berakibat buruk bagi ekosistem. Salah satunya adalah lahan basah yang kami kunjungi unuk final project yang berlokasi di desa Tungkaran Kec. Martapura dengan koordinat 3023'55,75"S, 114049'32,5"E. Lahan basah di lokasi ini berupa rawa pasang surut tanpa hutan, yaitu rawa berair tawar mengalir yang didominasi semak dan rumput liar.
Lahan basah di Desa Tungkaran di dominasi oleh tumbuhan enceng gondok. Walaupun hampir seluruh bagian lahan basah ditumbuhi oleh enceng gondok, juga terdapat jenis tumbuhan lain rumput liar seperti ilalang, purun tikus yang berpadu dengan enceng gondok, adapun meniran, putri malu hanya tumbuh dipinggiran lahan basah tidak masuk ke dalam air. Adapun tumbuhan air lainnya adalah kangkung, apu-apu dan jenis bunga, teratai. Ditemukan pula tanaman jenis paku-pakuan (Pteridophyta), kalakai dalam jumlah kecil. selain tanaman semak dan rumput liar, juga terdapat tumbuhan berkayu seperti jambu biji. Berdasarkan pengamatan hewan yang tampak antara lain serangga (insecta) yaitu belalang, kupu-kupu, lebah, laba-laba; jenis ikan (pisces) yaitu sepat, sepat siam, gabus, seluang; dan jenis mollusca yaitu siput, sedangkan untuk hewan-hewan rawa seperti ular(reptilia) dan katak(amphibia) tidak tampak akan tetapi kemungkinan hewan ini memang ada.
Sebagian besar lahan basah telah dialihfungsikan menjadi pemukiman penduduk dan pertanian. Menurut keterangan warga ketika air di lahan basah surut tumbuhan liarnya akan di tebas untuk kemudian ditanami padi. Beberapa warga sekitar juga mengunakan lahan basah ini sebagai tempat pemancingan serta menggunakan enceng gondok ataupun purun tikus untuk membuat kerajinan. Adapula warga yang menggunakan lahan basah unuk tambak dan irigasi. Kehidupan warga sekitar yang cukup alami mendukung kelangsungan lahan basah. Sayangnya, adanya sampah yang dibuang di daerah lahan basah ini. Alih fungsi lahan basah ini tidak terkelola dengan baik, banyak manfaat lahan basah dan flora fauna yang tersia-siakan. sangat berbeda dengan lahan-lahan basah di negara-negara maju yang terkelola dengan baik. Hasil yang didapatpun maksimal. Setiap potensi lahan basah digali sebanyak-banyaknya unutk kesejahteraan umat manusia tetapi tetap mempertahankan ekologi. Pada kenyataannya, untuk negara berkembang terutama di daerah-daerah seperti lahan basah Tungkaran memang sulit untuk dilakukan penggalian potensi lahan basah secara optimal disebabkan karena tingkat pendidikan warga sekitar yang masih rendah dan kurangnya orang berkualitas yang imaginatif dikalangan akademisi untuk melihat potensi yang terkandung dalam suatu ekosistem lahan basah. salah satu potensi yang terdapat di lahan basah desa Tungkaran ini adalah flora dan faunanya dalam bidang farmasi dan kedokteran, diantaranya enceng gondok, kankung, teratai, dan beberapa tumbuhan yang dapat digunakan menjadi tanaman obat serta penelitian terhadap penyakit yang mungkin timbul di sekitar daerah lahan basah. kedua hal ini memiliki nilai ekonomis ini jauh lebih tinggi daripada hanya memanfaatkan lahan basah sebagai pemukiman dan pertanian. berikut beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat da manfaat ekonomis lainnya
Enceng Gondok
Enceng gondok atau enceng gondok (Latin:Eichhornia crassipes) adalah salah satu jenis tumbuhan air mengapung. Selain dikenal dengan nama eceng gondok, di beberapa daerah di Indonesia, eceng gondok mempunyai nama lain seperti di daerah Palembang dikenal dengan nama Kelipuk, di Lampung dikenal dengan nama Ringgak, di Dayak dikenal dengan nama Ilung-ilung, di Manado dikenal dengan nama Tumpe.[1] Eceng gondok pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang ilmuan bernama Carl Friedrich Philipp von Martius, seorang ahli botani berkebangsaan Jerman pada tahun 1824 ketika sedang melakukan ekspedisi di Sungai Amazon Brasil.[2] Eceng gondok memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Eceng gondok dengan mudah menyebar melalui saluran air ke badan air lainnya.
Deskripsi
Eceng gondok hidup mengapung di air dan kadang-kadang berakar dalam tanah. Tingginya sekitar 0,4 - 0,8 meter. Tidak mempunyai batang. Daunnya tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun menggelembung. Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau. Bunganya termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Bijinya berbentuk bulat dan berwarna hitam. Buahnya kotak beruang tiga dan berwarna hijau. Akarnya merupakan akar serabut.[1]
Habitat
Eceng gondok tumbuh di kolam-kolam dangkal, tanah basah dan rawa, aliran air yang lambat, danau, tempat penampungan air dan sungai. Tumbuhan ini dapat mentolerir perubahan yang ektrim dari ketinggian air, laju air, dan perubahan ketersediaan nutrien, pH, temperatur dan racun-racun dalam air.[3] Pertumbuhan eceng gondok yang cepat terutama disebabkan oleh air yang mengandung nutrien yang tinggi, terutama yang kaya akan nitrogen, fosfat dan potasium (Laporan FAO). Kandungan garam dapat menghambat pertumbuhan eceng gondok seperti yang terjadi pada danau-danau di daerah pantai Afrika Barat, di mana eceng gondok akan bertambah sepanjang musim hujan dan berkurang saat kandungan garam naik pada musim kemarau.[3]
Dampak Negatif
Akibat-akibat negatif yang ditimbulkan eceng gondok antara lain:
• Meningkatnya evapotranspirasi (penguapan dan hilangnya air melalui daun-daun tanaman), karena daun-daunnya yang lebar dan serta pertumbuhannya yang cepat.
• Menurunnya jumlah cahaya yang masuk kedalam perairan sehingga menyebabkan menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air (DO: Dissolved Oxygens).
• Tumbuhan eceng gondok yang sudah mati akan turun ke dasar perairan sehingga mempercepat terjadinya proses pendangkalan.
• Mengganggu lalu lintas (transportasi) air, khususnya bagi masyarakat yang kehidupannya masih tergantung dari sungai seperti di pedalaman Kalimantan dan beberapa daerah lainnya.
• Meningkatnya habitat bagi vektor penyakit pada manusia.
• Menurunkan nilai estetika lingkungan perairan.
Penanggulangan
Karena eceng gondok dianggap sebagai gulma yang mengganggu maka berbagai cara dilakukan untuk menanggulanginya. Tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya antara lain:
• Menggunakan herbisida
• Mengangkat eceng gondok tersebut secara langsung dari lingkungan perairan
• Menggunakan predator (hewan sebagai pemakan eceng gondok), salah satunya adalah dengan menggunakan ikan grass carp (Ctenopharyngodon idella) atau ikan koan. Ikan grass carp memakan akar eceng gondok, sehingga keseimbangan gulma di permukaan air hilang, daunnya menyentuh permukaan air sehingga terjadi dekomposisi dan kemudian dimakan ikan. Cara ini pernah dilakukan di danau Kerinci dan berhasil mengatasi eceng gondok di danau tersebut.[4]
• Memanfaatkan eceng gondok tersebut, misalnya sebagai bahan pembuatan kertas, kompos, biogas[5], perabotan[6], kerajinan tangan, sebagai media pertumbuhan bagi jamur merang, dsb.
Penangkap Polutan Logam Berat
Walaupun eceng gondok dianggap sebagai gulma di perairan, tetapi sebenarnya ia berperan dalam menangkap polutan logam berat. Rangkaian penelitian seputar kemampuan eceng gondok oleh peneliti Indonesia antara lain oleh Widyanto dan Susilo (1977) yang melaporkan dalam waktu 24 jam eceng gondok mampu menyerap logam kadmium (Cd), merkuri (Hg), dan nikel (Ni), masing- masing sebesar 1,35 mg/g, 1,77 mg/g, dan 1,16 mg/g bila logam itu tak bercampur. Eceng gondok juga menyerap Cd 1,23 mg/g, Hg 1,88 mg/g dan Ni 0,35 mg/g berat kering apabila logam-logam itu berada dalam keadaan tercampur dengan logam lain. Lubis dan Sofyan (1986) menyimpulkan logam chrom (Cr) dapat diserap oleh eceng gondok secara maksimal pada pH 7. Dalam penelitiannya, logam Cr semula berkadar 15 ppm turun hingga 51,85 persen.[7]Selain dapat menyerap logam berat, eceng gondok dilaporkan juga mampu menyerap residu pestisida. Sebagai tanaman obat Tangkai daun enceng gondok dimanfaatkan untuk obat bengkak-bengkak. karena penelitian yang masih minim tentang penggunaan enceng gondok sebagai obat sehingga hanya sedikit fungsi yang diketahui.
http://id.wikipedia.org/wiki/Eceng_gondok
Jambu Biji
Selain memerlukan asupan gizi (protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral) untuk menunjang kehidupan dan kesehatan sehari-hari, tubuh kita juga memerlukan kandungan zat aktif dalam pangan fungsional. Zat aktif tersebut antara lain antioksidan dalam asam asorbat, karoten, dan anthocyanin, serta serat pangan dalam bentuk pektin. Di antara buah dan sayuran, ternyata jambu biji dan buah naga menempati peringkat teratas sebagai buah penyedia manfaat dari pangan fungsional. Jambu biji bagian daunnya untuk diare, juga sebgai anti oksidan dan antikanker.
http://www.unika.ac.id/pasca/pmtp/?p=5
Kangkung
Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk.), juga dikenal sebagai Ipomoea reptans Poir1. merupakan sejenis tumbuhan yang termasuk jenis sayur-sayuran dan di tanam sebagai makanan. Kangkung banyak dijual di pasar-pasar. Kangkung banyak terdapat di kawasan Asia dan merupakan tumbuhan yang dapat dijumpai hampir di mana-mana terutama di kawasan berair.
Gambaran
Kangkung mempunyai daun yang licin dan berbentuk mata panah, sepanjang 5-6 inci. Tumbuhan ini memiliki batang yang menjalar dengan daun berselang dan batang yang menegak pada pangkal daun. Tumbuhan ini bewarna hijau pucat dan menghasilkan bunga bewarna putih, yang menghasilkan kantung yang mengandung empat biji benih. Terdapat juga jenis daun lebar dan daun tirus.
Penanaman
Ada dua jenis penanaman diusahakan: kering dan basah. Dalam keduanya, sejumlah besar bahan organik (kompos) dan air diperlukan agar tanaman ini dapat tumbuh dengan subur. Dalam penanaman kering, kangkung ditanam pada jarak 5 inci pada batas dan ditunjang dengan kayu sangga. Kangkung dapat ditanam dari biji benih atau keratan akar. Ia sering ditanam pada semaian sebelum dipindahkan di kebun. Daun kangkung dapat dipanen setelah 6 minggu ia ditanam.
Seikat daun kangkung.
Jika penanaman basah digunakan, potongan sepanjang 12-inci ditanam dalam lumpur dan dibiarkan basah. Semasa kangkung tumbuh, kawasan basah ditenggelami pada tahap 6 inci dan aliran air perlahan digunakan. Aliran air ini kemudian dihentikan apabila tanah harus digemburkan. Panen dapat dilakukan 30 hari setelah penanaman. Apabila pucuk tanaman dipetik, cabang dari tepi daun akan tumbuh lagi dan dapat dipanen setiap 7-10 hari. Semasa berbunga, pucuk kangkung tumbuh dengan lambat, tetapi
Kegunaan
Menurut Dr. Setiawan, kangkung mempunyai rasa manis, tawar, sejuk. Sifat tanaman ini masuk ke dalam meridian usus dan lambung. Efek farmakologis tanaman ini sebagai antiracun (antitoksik), anti radang, peluruh kencing (diuretik), menghentikan perdarahan (hemostatik), sedatif (obat tidur). Kangkung juga bersifat menyejukkan dan menenangkan.Tanaman bernama daerah kangkueng (Sumatera), pang pung (Nusa Tenggara), kangko (Sulawesi),utangko (Maluku) ini enak rasanya dan memiliki kandungan gizi cukup tinggi. Selain vitamin A, B1, dan C, juga mengandung protein, kalsium, fosfor, besi, karoten, hentriakontan, sitosterol. Herminia de Guzman Ladion, pakar kesehatan dari Filipina, memasukkan kangkung dalam kelompok ââ'¬Å"tanaman penyembuh ajaibââ'¬â"¢. Dinegara itu, tanaman ini dipakai untuk menyembuhkansembelit dan obat bagi mereka yang sedang melakukan diet. Akar kangkung juga berguna untuk mengobati penyakit wasir. Manfaat Lain Kangkung antara lain:Mengurangi haid, Mimisan, Sakit kepala, Ambeien, Insomnia, Sakit gigi,Melancarkan air seni, Ketombe, Sembelit, mual bagi ibu hamil, Gusi bengkak, Kapalan, Kulit gatal karena eksim, Digigit lipan
http://images.sudarjanto.multiply.com/attachment/0/Rxh@fwoKCq0AAHhiJx41/Kangkung%20Si%20Pengusir%20Racun.pdf?nmid=62572131
http://id.wikipedia.org/wiki/Kangkung
Di tengah-tengah pembahasan tentang lahan basah kok ada tulisdan tentang jambu biji yang penjelasannya pun tak berhubungan dengan pokok bahasan ?
BalasHapusSelalu ada yang bisa kita manfaatkan dari lingkungan, termasuk lahan basah...
BalasHapus