Three Cups of Tea
Penulis :Grek Mortenson & David Oliver Relin
Penerbit : Hikmah
Halaman : 629 halaman
Buku yang bersetting desa-desa terpencil Pakistan ini mengisahkan tentang pengalaman nyata pendaki gunung asal Amerika Greg Mortenson yang telah membangun tak kurang dari lima puluh satu sekolah terutama untuk anak perempuan di daerah lahirnya Taliban ini. Pada tahun 1993, Greg ,Mortenson berhasrat menaklukan puncak gunung tertinggi kedua sedunia di Himalaya. Namun, dia gagal dan tersesat, mengalami keletihan kronis bahkan kehilangan 15 kg bobot tubuhnya. beruntung kuli angkut yang disewanya, Mouzafer berhasil menemukannya dan membantunya menuruni gunung. akan tetapi, kembali tersesat dan tiba di Korpe, desa yang bahkan tak pernah dilihatnya di peta. Disanalah, di gubuk Haji Ali, Mortenson dirawat dengan penuh perhatiandan diperlakukan bak tamu istimewa. Di tempat ini jalan hidup Mortenson dan anak-anak desa korphe berubah. Ketika Mortenson memikirkan cara membalas budi baik mereka, Mortenson merasa tercekik melihat cara anak-anak bersekolah: duduk melingkar di atas tanah membeku, di udara yang dingin, dengan tertib mengerjakan tugas. Mortenson berjanji untuk membangun sekolah untuk desa Korphe tak mudah bagi mortenson mencari dana untuk membangun sekolah tetapi bantuan seorang jutawan memungkinkannya membangun sebuah sekolah.
Penulis :Grek Mortenson & David Oliver Relin
Penerbit : Hikmah
Halaman : 629 halaman
Buku yang bersetting desa-desa terpencil Pakistan ini mengisahkan tentang pengalaman nyata pendaki gunung asal Amerika Greg Mortenson yang telah membangun tak kurang dari lima puluh satu sekolah terutama untuk anak perempuan di daerah lahirnya Taliban ini. Pada tahun 1993, Greg ,Mortenson berhasrat menaklukan puncak gunung tertinggi kedua sedunia di Himalaya. Namun, dia gagal dan tersesat, mengalami keletihan kronis bahkan kehilangan 15 kg bobot tubuhnya. beruntung kuli angkut yang disewanya, Mouzafer berhasil menemukannya dan membantunya menuruni gunung. akan tetapi, kembali tersesat dan tiba di Korpe, desa yang bahkan tak pernah dilihatnya di peta. Disanalah, di gubuk Haji Ali, Mortenson dirawat dengan penuh perhatiandan diperlakukan bak tamu istimewa. Di tempat ini jalan hidup Mortenson dan anak-anak desa korphe berubah. Ketika Mortenson memikirkan cara membalas budi baik mereka, Mortenson merasa tercekik melihat cara anak-anak bersekolah: duduk melingkar di atas tanah membeku, di udara yang dingin, dengan tertib mengerjakan tugas. Mortenson berjanji untuk membangun sekolah untuk desa Korphe tak mudah bagi mortenson mencari dana untuk membangun sekolah tetapi bantuan seorang jutawan memungkinkannya membangun sebuah sekolah.
Buku ini sangat inspiratif, menggugah serta memotivasi dalam hal kemanusiaan. Tak banyak orang barat yang peduli pada umat Islam karena telah dicap teroris. Tetapi Mortenson justru merintis usahanya memajukan pendidikan Umat Islam di tempat lahirnya taliban. Buku ini sangat cocok untuk mengurangi kesalahpahaman antar dunia barat dan umat Islam. Pengambaran setting tempat juga sangat baik dan jelas, membuat pembaca seakan-akan berada di Korphe dan desa-desa terpencil lainnya. Sayangnya, Mortenson tidak terlalu memperhatikan waktu sehingga setting waktu kurang diperhatikan. walaupun demikian, buku ini sangat bagus dan bermanfaat unuk segera dimiliki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar