Selasa, 24 Maret 2009
Tahukah Kamu?
Biasanya serangga mencicipi makanan dengan mulutnya. hal yang bebeda dilakukan lebah madu. madu menjulurkan dan menempelkan kakinya ke dasar bunga untuk mencicipi sari bunga. Lebah madu memiliki keranjang kecil di kaki belakangnya. di kaki-kakinya juga terdapat rambut-rambut sikat dikakinya untuk menyapu serbuk sari bunga ke tampungan keranjang kaki belakangnya. lalu ia kembali ke sarang dan menumpuk serbuk sari untuk memberi makan bayi-bayi lebah.
Senin, 23 Maret 2009
Tugas Lahan Basah
Lahan basah menurut Konvensi Ramsar merupakan definisi yang luas yaitu daerah-daerah rawa, payau, lahan gambut dan perairan; alami atau buatan; tetap atau sementara; dengan air tergenang atau mengalir; tawar, payau atau asin; termasuk perairan laut yang kedalamanya tidak lebih dari 6 meter diwaktu air surut. Definisi tersebut mencakup terumbu karang dan padang lamun didaerah pesisir, dataran lumpur, hutan bakau, muara, sungai, rawa air tawar, hutan rawa dan danau serta rawa dan danau bergaram. Definisi yang sempit umumnya menganggap lahan basah sebagai ekoton yaitu daerah peralihan antara lingkungan daratan dengan lingkungan perairan dimana tanah yang tergenang atau jenuh air, menyebabkan berkembangnya suatu vegetasi yang khas.
Di Kalimantan sendiri hampir 1/3 luas daerah adalah daerah rawa. baik itu rawa hutan air tawar, rawa pasang surut, rawa gambut, dan jenis rawa lainnya. Akan tetapi kebanyakan dari lahan basah ini tidak dialihfungsikan dengan baik sehingga hasilnya kurang malsimal bahkan terkadang berakibat buruk bagi ekosistem. Salah satunya adalah lahan basah yang kami kunjungi unuk final project yang berlokasi di desa Tungkaran Kec. Martapura dengan koordinat 3023'55,75"S, 114049'32,5"E. Lahan basah di lokasi ini berupa rawa pasang surut tanpa hutan, yaitu rawa berair tawar mengalir yang didominasi semak dan rumput liar.
Lahan basah di Desa Tungkaran di dominasi oleh tumbuhan enceng gondok. Walaupun hampir seluruh bagian lahan basah ditumbuhi oleh enceng gondok, juga terdapat jenis tumbuhan lain rumput liar seperti ilalang, purun tikus yang berpadu dengan enceng gondok, adapun meniran, putri malu hanya tumbuh dipinggiran lahan basah tidak masuk ke dalam air. Adapun tumbuhan air lainnya adalah kangkung, apu-apu dan jenis bunga, teratai. Ditemukan pula tanaman jenis paku-pakuan (Pteridophyta), kalakai dalam jumlah kecil. selain tanaman semak dan rumput liar, juga terdapat tumbuhan berkayu seperti jambu biji. Berdasarkan pengamatan hewan yang tampak antara lain serangga (insecta) yaitu belalang, kupu-kupu, lebah, laba-laba; jenis ikan (pisces) yaitu sepat, sepat siam, gabus, seluang; dan jenis mollusca yaitu siput, sedangkan untuk hewan-hewan rawa seperti ular(reptilia) dan katak(amphibia) tidak tampak akan tetapi kemungkinan hewan ini memang ada.
Sebagian besar lahan basah telah dialihfungsikan menjadi pemukiman penduduk dan pertanian. Menurut keterangan warga ketika air di lahan basah surut tumbuhan liarnya akan di tebas untuk kemudian ditanami padi. Beberapa warga sekitar juga mengunakan lahan basah ini sebagai tempat pemancingan serta menggunakan enceng gondok ataupun purun tikus untuk membuat kerajinan. Adapula warga yang menggunakan lahan basah unuk tambak dan irigasi. Kehidupan warga sekitar yang cukup alami mendukung kelangsungan lahan basah. Sayangnya, adanya sampah yang dibuang di daerah lahan basah ini. Alih fungsi lahan basah ini tidak terkelola dengan baik, banyak manfaat lahan basah dan flora fauna yang tersia-siakan. sangat berbeda dengan lahan-lahan basah di negara-negara maju yang terkelola dengan baik. Hasil yang didapatpun maksimal. Setiap potensi lahan basah digali sebanyak-banyaknya unutk kesejahteraan umat manusia tetapi tetap mempertahankan ekologi. Pada kenyataannya, untuk negara berkembang terutama di daerah-daerah seperti lahan basah Tungkaran memang sulit untuk dilakukan penggalian potensi lahan basah secara optimal disebabkan karena tingkat pendidikan warga sekitar yang masih rendah dan kurangnya orang berkualitas yang imaginatif dikalangan akademisi untuk melihat potensi yang terkandung dalam suatu ekosistem lahan basah. salah satu potensi yang terdapat di lahan basah desa Tungkaran ini adalah flora dan faunanya dalam bidang farmasi dan kedokteran, diantaranya enceng gondok, kankung, teratai, dan beberapa tumbuhan yang dapat digunakan menjadi tanaman obat serta penelitian terhadap penyakit yang mungkin timbul di sekitar daerah lahan basah. kedua hal ini memiliki nilai ekonomis ini jauh lebih tinggi daripada hanya memanfaatkan lahan basah sebagai pemukiman dan pertanian. berikut beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat da manfaat ekonomis lainnya
Enceng Gondok
Enceng gondok atau enceng gondok (Latin:Eichhornia crassipes) adalah salah satu jenis tumbuhan air mengapung. Selain dikenal dengan nama eceng gondok, di beberapa daerah di Indonesia, eceng gondok mempunyai nama lain seperti di daerah Palembang dikenal dengan nama Kelipuk, di Lampung dikenal dengan nama Ringgak, di Dayak dikenal dengan nama Ilung-ilung, di Manado dikenal dengan nama Tumpe.[1] Eceng gondok pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang ilmuan bernama Carl Friedrich Philipp von Martius, seorang ahli botani berkebangsaan Jerman pada tahun 1824 ketika sedang melakukan ekspedisi di Sungai Amazon Brasil.[2] Eceng gondok memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Eceng gondok dengan mudah menyebar melalui saluran air ke badan air lainnya.
Deskripsi
Eceng gondok hidup mengapung di air dan kadang-kadang berakar dalam tanah. Tingginya sekitar 0,4 - 0,8 meter. Tidak mempunyai batang. Daunnya tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun menggelembung. Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau. Bunganya termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Bijinya berbentuk bulat dan berwarna hitam. Buahnya kotak beruang tiga dan berwarna hijau. Akarnya merupakan akar serabut.[1]
Habitat
Eceng gondok tumbuh di kolam-kolam dangkal, tanah basah dan rawa, aliran air yang lambat, danau, tempat penampungan air dan sungai. Tumbuhan ini dapat mentolerir perubahan yang ektrim dari ketinggian air, laju air, dan perubahan ketersediaan nutrien, pH, temperatur dan racun-racun dalam air.[3] Pertumbuhan eceng gondok yang cepat terutama disebabkan oleh air yang mengandung nutrien yang tinggi, terutama yang kaya akan nitrogen, fosfat dan potasium (Laporan FAO). Kandungan garam dapat menghambat pertumbuhan eceng gondok seperti yang terjadi pada danau-danau di daerah pantai Afrika Barat, di mana eceng gondok akan bertambah sepanjang musim hujan dan berkurang saat kandungan garam naik pada musim kemarau.[3]
Dampak Negatif
Akibat-akibat negatif yang ditimbulkan eceng gondok antara lain:
• Meningkatnya evapotranspirasi (penguapan dan hilangnya air melalui daun-daun tanaman), karena daun-daunnya yang lebar dan serta pertumbuhannya yang cepat.
• Menurunnya jumlah cahaya yang masuk kedalam perairan sehingga menyebabkan menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air (DO: Dissolved Oxygens).
• Tumbuhan eceng gondok yang sudah mati akan turun ke dasar perairan sehingga mempercepat terjadinya proses pendangkalan.
• Mengganggu lalu lintas (transportasi) air, khususnya bagi masyarakat yang kehidupannya masih tergantung dari sungai seperti di pedalaman Kalimantan dan beberapa daerah lainnya.
• Meningkatnya habitat bagi vektor penyakit pada manusia.
• Menurunkan nilai estetika lingkungan perairan.
Penanggulangan
Karena eceng gondok dianggap sebagai gulma yang mengganggu maka berbagai cara dilakukan untuk menanggulanginya. Tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya antara lain:
• Menggunakan herbisida
• Mengangkat eceng gondok tersebut secara langsung dari lingkungan perairan
• Menggunakan predator (hewan sebagai pemakan eceng gondok), salah satunya adalah dengan menggunakan ikan grass carp (Ctenopharyngodon idella) atau ikan koan. Ikan grass carp memakan akar eceng gondok, sehingga keseimbangan gulma di permukaan air hilang, daunnya menyentuh permukaan air sehingga terjadi dekomposisi dan kemudian dimakan ikan. Cara ini pernah dilakukan di danau Kerinci dan berhasil mengatasi eceng gondok di danau tersebut.[4]
• Memanfaatkan eceng gondok tersebut, misalnya sebagai bahan pembuatan kertas, kompos, biogas[5], perabotan[6], kerajinan tangan, sebagai media pertumbuhan bagi jamur merang, dsb.
Penangkap Polutan Logam Berat
Walaupun eceng gondok dianggap sebagai gulma di perairan, tetapi sebenarnya ia berperan dalam menangkap polutan logam berat. Rangkaian penelitian seputar kemampuan eceng gondok oleh peneliti Indonesia antara lain oleh Widyanto dan Susilo (1977) yang melaporkan dalam waktu 24 jam eceng gondok mampu menyerap logam kadmium (Cd), merkuri (Hg), dan nikel (Ni), masing- masing sebesar 1,35 mg/g, 1,77 mg/g, dan 1,16 mg/g bila logam itu tak bercampur. Eceng gondok juga menyerap Cd 1,23 mg/g, Hg 1,88 mg/g dan Ni 0,35 mg/g berat kering apabila logam-logam itu berada dalam keadaan tercampur dengan logam lain. Lubis dan Sofyan (1986) menyimpulkan logam chrom (Cr) dapat diserap oleh eceng gondok secara maksimal pada pH 7. Dalam penelitiannya, logam Cr semula berkadar 15 ppm turun hingga 51,85 persen.[7]Selain dapat menyerap logam berat, eceng gondok dilaporkan juga mampu menyerap residu pestisida. Sebagai tanaman obat Tangkai daun enceng gondok dimanfaatkan untuk obat bengkak-bengkak. karena penelitian yang masih minim tentang penggunaan enceng gondok sebagai obat sehingga hanya sedikit fungsi yang diketahui.
http://id.wikipedia.org/wiki/Eceng_gondok
Jambu Biji
Selain memerlukan asupan gizi (protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral) untuk menunjang kehidupan dan kesehatan sehari-hari, tubuh kita juga memerlukan kandungan zat aktif dalam pangan fungsional. Zat aktif tersebut antara lain antioksidan dalam asam asorbat, karoten, dan anthocyanin, serta serat pangan dalam bentuk pektin. Di antara buah dan sayuran, ternyata jambu biji dan buah naga menempati peringkat teratas sebagai buah penyedia manfaat dari pangan fungsional. Jambu biji bagian daunnya untuk diare, juga sebgai anti oksidan dan antikanker.
http://www.unika.ac.id/pasca/pmtp/?p=5
Kangkung
Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk.), juga dikenal sebagai Ipomoea reptans Poir1. merupakan sejenis tumbuhan yang termasuk jenis sayur-sayuran dan di tanam sebagai makanan. Kangkung banyak dijual di pasar-pasar. Kangkung banyak terdapat di kawasan Asia dan merupakan tumbuhan yang dapat dijumpai hampir di mana-mana terutama di kawasan berair.
Gambaran
Kangkung mempunyai daun yang licin dan berbentuk mata panah, sepanjang 5-6 inci. Tumbuhan ini memiliki batang yang menjalar dengan daun berselang dan batang yang menegak pada pangkal daun. Tumbuhan ini bewarna hijau pucat dan menghasilkan bunga bewarna putih, yang menghasilkan kantung yang mengandung empat biji benih. Terdapat juga jenis daun lebar dan daun tirus.
Penanaman
Ada dua jenis penanaman diusahakan: kering dan basah. Dalam keduanya, sejumlah besar bahan organik (kompos) dan air diperlukan agar tanaman ini dapat tumbuh dengan subur. Dalam penanaman kering, kangkung ditanam pada jarak 5 inci pada batas dan ditunjang dengan kayu sangga. Kangkung dapat ditanam dari biji benih atau keratan akar. Ia sering ditanam pada semaian sebelum dipindahkan di kebun. Daun kangkung dapat dipanen setelah 6 minggu ia ditanam.
Seikat daun kangkung.
Jika penanaman basah digunakan, potongan sepanjang 12-inci ditanam dalam lumpur dan dibiarkan basah. Semasa kangkung tumbuh, kawasan basah ditenggelami pada tahap 6 inci dan aliran air perlahan digunakan. Aliran air ini kemudian dihentikan apabila tanah harus digemburkan. Panen dapat dilakukan 30 hari setelah penanaman. Apabila pucuk tanaman dipetik, cabang dari tepi daun akan tumbuh lagi dan dapat dipanen setiap 7-10 hari. Semasa berbunga, pucuk kangkung tumbuh dengan lambat, tetapi
Kegunaan
Menurut Dr. Setiawan, kangkung mempunyai rasa manis, tawar, sejuk. Sifat tanaman ini masuk ke dalam meridian usus dan lambung. Efek farmakologis tanaman ini sebagai antiracun (antitoksik), anti radang, peluruh kencing (diuretik), menghentikan perdarahan (hemostatik), sedatif (obat tidur). Kangkung juga bersifat menyejukkan dan menenangkan.Tanaman bernama daerah kangkueng (Sumatera), pang pung (Nusa Tenggara), kangko (Sulawesi),utangko (Maluku) ini enak rasanya dan memiliki kandungan gizi cukup tinggi. Selain vitamin A, B1, dan C, juga mengandung protein, kalsium, fosfor, besi, karoten, hentriakontan, sitosterol. Herminia de Guzman Ladion, pakar kesehatan dari Filipina, memasukkan kangkung dalam kelompok ââ'¬Å"tanaman penyembuh ajaibââ'¬â"¢. Dinegara itu, tanaman ini dipakai untuk menyembuhkansembelit dan obat bagi mereka yang sedang melakukan diet. Akar kangkung juga berguna untuk mengobati penyakit wasir. Manfaat Lain Kangkung antara lain:Mengurangi haid, Mimisan, Sakit kepala, Ambeien, Insomnia, Sakit gigi,Melancarkan air seni, Ketombe, Sembelit, mual bagi ibu hamil, Gusi bengkak, Kapalan, Kulit gatal karena eksim, Digigit lipan
http://images.sudarjanto.multiply.com/attachment/0/Rxh@fwoKCq0AAHhiJx41/Kangkung%20Si%20Pengusir%20Racun.pdf?nmid=62572131
http://id.wikipedia.org/wiki/Kangkung
Tokoh
Sir Alexander Fleming, Penemu Penisilin
Antibiotik, seperti yang kita ketahui saat ini ternyata berasal dari bakteri yang dilemahkan. Tidak ada yang menduga bahwa bakteri lemah tersebut mampu membunuh bakteri lain yang berkembang dalam tubuh makhluk hidup. Antibiotik (antibiotika) adalah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama jamur, yang dapat menghambat pertumbuhan ataupun membunuh mikroba lain. Penisilin menjadi antibiotika pertama pada zaman dulu di kawasan Britania raya sejak ditemukan oleh seorang dokter bergelar kebangsaan “Sir”, suatu gelar terhormat bagi negarawan disana.
>
Terlahir di Lochfield, Skotlandia, 6 Agustus 1881, Sir Alexander Fleming (1881-1955) menemukan Penisilin, sejenis bakteri yang berfungsi melawan bakteri berbahaya yang terdapat di dalam tubuh manusia. Pasien pertama yang pernah merasakan khasiat temuan Fleming adalah mantan perdana menteri Inggris, Winston Churchill.
Fleming menyelesaikan sekolahnya di Louden Moor School, Darvel School, dan Akademi Kilmarnock sebelum akhirnya pindah untuk meneruskan kuliahnya di Politeknik. Dia sempat bekerja di kantor pelayaran sebelum masuk ke Fakultas Kedokteran St. Mary’s, Universitas London. Bersama pembimbingnya di St. Mary’s, Sir Almroth Wright, Fleming mulai melakukan penelitian di tahun 1906. Pada tahun 1914 Fleming berhasil menamatkan gelar sarjananya di kampus St. Mary’s.
Di tahun 1928, Fleming menekuni bidang kedokteran. Ia melakukan penelitian pada gerakan alami bakteri dalam darah dan antiseptik. Kerja keras Fleming terlihat semakin sibuk melakukan penelitian terhadap kerja substansi antibakteri. Hingga suatu hari ia menemukan substansi bakteri yang ia teliti ternyata tidak dapat meracuni jaringan hewan.
Sebutan “penisilin” juga dapat digunakan untuk menyebut anggota spesifik dari kelompok penisilin. Penisilin dianggap sebagai produk antibiotik yang cukup aman dibandingkan obat sejenisnya. Bila obat antibiotik lainnya menimbulkan efek samping, seperti alergi, maka penisilin dapat menjadi rujukan terakhir untuk mengobati pasien yang mengalaminya.
Dua kali untuk W. Churchill
Apa yang diperjuangkan Fleming semasa hidupnya membawa mukjizat meskipun lahir dari keluarga petani. Sewaktu masih muda ia pernah menolong seorang anak yang sakin kegirangannya berenang di sebuah kolam nan jernih yang hampir saja tenggelam. Ternyata anak kecil itu adalah Winston Churchill yang kelak menjadi perdana menteri Inggris. Karena pertolongan Fleming, ayah Churchill membalas budi dengan menyekolahkan Fleming sampai kuliah di kedokteran St. Mary’s.
Kedermawanan ayah Churchill sebagai “upah pertolongan” Fleming terhadapWinston Churchill terus berlanjut. Pada bulan Desember 1943, saat itu Winston Churchill yang sudah menjabat perdana menteri Inggris sedang sakit parah karena pneumonia di suatu tempat di Afrika Utara. Si penemu ‘peluru ajaib’ langsung bergegas menemui dan mengobati perdana menteri yang sedang sakit keras tersebut. Artinya, Fleming untuk kedua kalinya menyelamatkan nyawa orang yang sama: Winston Churchill.
Fleming yang sudah bergelar sarjana menemukan jaringan dan sekresi pada tahun itu. Ia menyebutnya lyzozyme – subtansi penting dalam bakteri. Secara tidak sengaja saat meneliti virus flu, dia menemukan bercak pada lempengan Staphylococcus membentuk lingkaran “anti bakteri” di sekeliling virus itu. Hal itulah yang mengilhami Fleming untuk meneliti lebih lanjut bahwa substansi itu mencegah pertumbuhan Staphylococci, walaupun diencerkan 800 kali. Akhirnya Fleming menyebut substansi aktif itu sebagai penisilin. Sakin efektifnya, penisilin dikembangkan hingga menghasilkan terobosan baru dengan hadirnya produk antibiotik yang menyeimbangi penisilin. Hasil penemuannya semakin berguna saat perang dunia I berlangsung. Tentara yang terlibat perang terluka karena terjangkit bakteri yang kemudian diberikan antibiotik.
Tekad Fleming sungguh besar untuk menjadi dokter hingga penemuannya dihargai Nobel Perdamaian bidang fisiologi (kedokteran) pada tahun 1945. Selain gelar Nobel, pada tahun yang sama ia terpilih sebagai anggota the Pontifical Academy of Science, dan anggota kehormatan hampir semua komunitas kedokteran maupun perkumpulan ilmuwan. Gelar demi gelar ia raih karena baktinya bagi dunia kesehatan.
Pada tanggal 11 Maret 1955 Fleming meninggal pada usia 73 tahun karena serangan jantung. Namun, peluru ajaib yang pernah ia temukan hingga kini masih ampuh bagi kalangan medis di seluruh dunia. Menurut penelitian, penisilin dapat digunakan secara klinik untuk pengobatan difteria, antraks, gonore, bahkan sifilis!.
Antibiotik, seperti yang kita ketahui saat ini ternyata berasal dari bakteri yang dilemahkan. Tidak ada yang menduga bahwa bakteri lemah tersebut mampu membunuh bakteri lain yang berkembang dalam tubuh makhluk hidup. Antibiotik (antibiotika) adalah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama jamur, yang dapat menghambat pertumbuhan ataupun membunuh mikroba lain. Penisilin menjadi antibiotika pertama pada zaman dulu di kawasan Britania raya sejak ditemukan oleh seorang dokter bergelar kebangsaan “Sir”, suatu gelar terhormat bagi negarawan disana.
>
Terlahir di Lochfield, Skotlandia, 6 Agustus 1881, Sir Alexander Fleming (1881-1955) menemukan Penisilin, sejenis bakteri yang berfungsi melawan bakteri berbahaya yang terdapat di dalam tubuh manusia. Pasien pertama yang pernah merasakan khasiat temuan Fleming adalah mantan perdana menteri Inggris, Winston Churchill.
Fleming menyelesaikan sekolahnya di Louden Moor School, Darvel School, dan Akademi Kilmarnock sebelum akhirnya pindah untuk meneruskan kuliahnya di Politeknik. Dia sempat bekerja di kantor pelayaran sebelum masuk ke Fakultas Kedokteran St. Mary’s, Universitas London. Bersama pembimbingnya di St. Mary’s, Sir Almroth Wright, Fleming mulai melakukan penelitian di tahun 1906. Pada tahun 1914 Fleming berhasil menamatkan gelar sarjananya di kampus St. Mary’s.
Di tahun 1928, Fleming menekuni bidang kedokteran. Ia melakukan penelitian pada gerakan alami bakteri dalam darah dan antiseptik. Kerja keras Fleming terlihat semakin sibuk melakukan penelitian terhadap kerja substansi antibakteri. Hingga suatu hari ia menemukan substansi bakteri yang ia teliti ternyata tidak dapat meracuni jaringan hewan.
Sebutan “penisilin” juga dapat digunakan untuk menyebut anggota spesifik dari kelompok penisilin. Penisilin dianggap sebagai produk antibiotik yang cukup aman dibandingkan obat sejenisnya. Bila obat antibiotik lainnya menimbulkan efek samping, seperti alergi, maka penisilin dapat menjadi rujukan terakhir untuk mengobati pasien yang mengalaminya.
Dua kali untuk W. Churchill
Apa yang diperjuangkan Fleming semasa hidupnya membawa mukjizat meskipun lahir dari keluarga petani. Sewaktu masih muda ia pernah menolong seorang anak yang sakin kegirangannya berenang di sebuah kolam nan jernih yang hampir saja tenggelam. Ternyata anak kecil itu adalah Winston Churchill yang kelak menjadi perdana menteri Inggris. Karena pertolongan Fleming, ayah Churchill membalas budi dengan menyekolahkan Fleming sampai kuliah di kedokteran St. Mary’s.
Kedermawanan ayah Churchill sebagai “upah pertolongan” Fleming terhadapWinston Churchill terus berlanjut. Pada bulan Desember 1943, saat itu Winston Churchill yang sudah menjabat perdana menteri Inggris sedang sakit parah karena pneumonia di suatu tempat di Afrika Utara. Si penemu ‘peluru ajaib’ langsung bergegas menemui dan mengobati perdana menteri yang sedang sakit keras tersebut. Artinya, Fleming untuk kedua kalinya menyelamatkan nyawa orang yang sama: Winston Churchill.
Fleming yang sudah bergelar sarjana menemukan jaringan dan sekresi pada tahun itu. Ia menyebutnya lyzozyme – subtansi penting dalam bakteri. Secara tidak sengaja saat meneliti virus flu, dia menemukan bercak pada lempengan Staphylococcus membentuk lingkaran “anti bakteri” di sekeliling virus itu. Hal itulah yang mengilhami Fleming untuk meneliti lebih lanjut bahwa substansi itu mencegah pertumbuhan Staphylococci, walaupun diencerkan 800 kali. Akhirnya Fleming menyebut substansi aktif itu sebagai penisilin. Sakin efektifnya, penisilin dikembangkan hingga menghasilkan terobosan baru dengan hadirnya produk antibiotik yang menyeimbangi penisilin. Hasil penemuannya semakin berguna saat perang dunia I berlangsung. Tentara yang terlibat perang terluka karena terjangkit bakteri yang kemudian diberikan antibiotik.
Tekad Fleming sungguh besar untuk menjadi dokter hingga penemuannya dihargai Nobel Perdamaian bidang fisiologi (kedokteran) pada tahun 1945. Selain gelar Nobel, pada tahun yang sama ia terpilih sebagai anggota the Pontifical Academy of Science, dan anggota kehormatan hampir semua komunitas kedokteran maupun perkumpulan ilmuwan. Gelar demi gelar ia raih karena baktinya bagi dunia kesehatan.
Pada tanggal 11 Maret 1955 Fleming meninggal pada usia 73 tahun karena serangan jantung. Namun, peluru ajaib yang pernah ia temukan hingga kini masih ampuh bagi kalangan medis di seluruh dunia. Menurut penelitian, penisilin dapat digunakan secara klinik untuk pengobatan difteria, antraks, gonore, bahkan sifilis!.
Sabtu, 21 Maret 2009
info kesehatan
Penyakit Tangan & Mulut
Penyakit tangan dan mulut adalah disebabkan Virus Coxsackie A16, iaitu dari kalangan jenis enterovirus. Ia tidak berjangkit melalui hewan tetapi disebarkan antara semasa manusia. Seseorang boleh dijangkiti sekiranya bersentuhan dengan cecair hidung, kerongkong, air liur atau najis seseorang lain yang dijangkiti.
Jangka masa antara jangkitan dan kewujudan simptom-simptom ialah antara 3 hingga 7 hari. Faktor utama jangkitan ialah umur. Kanak-kanak berumur di bawah 10 tahun adalah paling kerap dijangkiti dan hanya sedikit kes berlaku di kalangan orang dewasa.
Antara simptom-simptom penyakit ini ialah demam, sakit kepala, hilang selera makan, berlaku kegatalan seperti ruam di di tangan, kaki dan di kawasan genital, sakit tekak serta ulser di bahagian tekak, mulut dan lidah.
Bagi penyakit ini, tiada rawatan sesuai untuk jangkitan kecuali rawatan terhadap simptom yang berlaku. Rawatan dengan antibiotik sahaja tidak berkesan. Penggunaan ubat seperti Acetaminophen sebagai ganti Aspirin perlu untuk mengatasi demam. Kanak-kanak yang dijangkiti perlu dipastikan cecair dalam badan mencukupi. Penggunaan cecair seperti susu sangat bersesuaian menggantikan jus atau minuman lain yang mungkin tidak sesuai bagi kanak-kanak menghidap ulser dalam mulut.
sumber: http://ms.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/1828977-penyakit-tangan-mulut/
Bagi penyakit ini, tiada rawatan sesuai untuk jangkitan kecuali rawatan terhadap simptom yang berlaku. Rawatan dengan antibiotik sahaja tidak berkesan. Penggunaan ubat seperti Acetaminophen sebagai ganti Aspirin perlu untuk mengatasi demam. Kanak-kanak yang dijangkiti perlu dipastikan cecair dalam badan mencukupi. Penggunaan cecair seperti susu sangat bersesuaian menggantikan jus atau minuman lain yang mungkin tidak sesuai bagi kanak-kanak menghidap ulser dalam mulut.
sumber: http://ms.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/1828977-penyakit-tangan-mulut/
info buku
Three Cups of Tea
Penulis :Grek Mortenson & David Oliver Relin
Penerbit : Hikmah
Halaman : 629 halaman
Buku yang bersetting desa-desa terpencil Pakistan ini mengisahkan tentang pengalaman nyata pendaki gunung asal Amerika Greg Mortenson yang telah membangun tak kurang dari lima puluh satu sekolah terutama untuk anak perempuan di daerah lahirnya Taliban ini. Pada tahun 1993, Greg ,Mortenson berhasrat menaklukan puncak gunung tertinggi kedua sedunia di Himalaya. Namun, dia gagal dan tersesat, mengalami keletihan kronis bahkan kehilangan 15 kg bobot tubuhnya. beruntung kuli angkut yang disewanya, Mouzafer berhasil menemukannya dan membantunya menuruni gunung. akan tetapi, kembali tersesat dan tiba di Korpe, desa yang bahkan tak pernah dilihatnya di peta. Disanalah, di gubuk Haji Ali, Mortenson dirawat dengan penuh perhatiandan diperlakukan bak tamu istimewa. Di tempat ini jalan hidup Mortenson dan anak-anak desa korphe berubah. Ketika Mortenson memikirkan cara membalas budi baik mereka, Mortenson merasa tercekik melihat cara anak-anak bersekolah: duduk melingkar di atas tanah membeku, di udara yang dingin, dengan tertib mengerjakan tugas. Mortenson berjanji untuk membangun sekolah untuk desa Korphe tak mudah bagi mortenson mencari dana untuk membangun sekolah tetapi bantuan seorang jutawan memungkinkannya membangun sebuah sekolah.
Penulis :Grek Mortenson & David Oliver Relin
Penerbit : Hikmah
Halaman : 629 halaman
Buku yang bersetting desa-desa terpencil Pakistan ini mengisahkan tentang pengalaman nyata pendaki gunung asal Amerika Greg Mortenson yang telah membangun tak kurang dari lima puluh satu sekolah terutama untuk anak perempuan di daerah lahirnya Taliban ini. Pada tahun 1993, Greg ,Mortenson berhasrat menaklukan puncak gunung tertinggi kedua sedunia di Himalaya. Namun, dia gagal dan tersesat, mengalami keletihan kronis bahkan kehilangan 15 kg bobot tubuhnya. beruntung kuli angkut yang disewanya, Mouzafer berhasil menemukannya dan membantunya menuruni gunung. akan tetapi, kembali tersesat dan tiba di Korpe, desa yang bahkan tak pernah dilihatnya di peta. Disanalah, di gubuk Haji Ali, Mortenson dirawat dengan penuh perhatiandan diperlakukan bak tamu istimewa. Di tempat ini jalan hidup Mortenson dan anak-anak desa korphe berubah. Ketika Mortenson memikirkan cara membalas budi baik mereka, Mortenson merasa tercekik melihat cara anak-anak bersekolah: duduk melingkar di atas tanah membeku, di udara yang dingin, dengan tertib mengerjakan tugas. Mortenson berjanji untuk membangun sekolah untuk desa Korphe tak mudah bagi mortenson mencari dana untuk membangun sekolah tetapi bantuan seorang jutawan memungkinkannya membangun sebuah sekolah.
Buku ini sangat inspiratif, menggugah serta memotivasi dalam hal kemanusiaan. Tak banyak orang barat yang peduli pada umat Islam karena telah dicap teroris. Tetapi Mortenson justru merintis usahanya memajukan pendidikan Umat Islam di tempat lahirnya taliban. Buku ini sangat cocok untuk mengurangi kesalahpahaman antar dunia barat dan umat Islam. Pengambaran setting tempat juga sangat baik dan jelas, membuat pembaca seakan-akan berada di Korphe dan desa-desa terpencil lainnya. Sayangnya, Mortenson tidak terlalu memperhatikan waktu sehingga setting waktu kurang diperhatikan. walaupun demikian, buku ini sangat bagus dan bermanfaat unuk segera dimiliki.
Selasa, 17 Maret 2009
Sastra
Tentang Cinta
Sebuah undangan,
Akan menikah:
Muhammad Ali Firdaus
bin
H. Rasyid
dengan
Nur Aulia
binti
H. Hamdi
Plash! Dia membuang undangan itu. Membosankan!, pikirnya.
* * *
30 Oktober 2007
Hari ini genap 100 hari aku sekelas denganmu. Dan aku tahu rasa itu belum hilang dari hatiku Ry. Bahkan kini semakin menjadi-jadi. Ah! Kenapa kutulis seperti ini? Seolah kau sudah tahu tentang segala rasa yang tersimpan rapat di hatiku. Bukankah aku telah menyimpannya hampir…, sekarang kau dan aku sudah kelas tiga SMA berarti sudah 6 tahun lebih.
Ya Allah, sebegini dalamkah cinta yang kurasakan pada seorang Ryan…. Aku bersyukur telah berhijab (berjilbab), paling tidak, ketika rasa itu menyeruak keluar dari hatiku, mereka hanya dapat pasrah berkerumun di balik jilbab lebarku. Sungguh aku benar-benar beruntung! Allah masih menjaga hatiku Ry.
***
7 November 2007
Jika orang-orang berpikir aku berhati suci, maka kukira mereka tak sepenuhnya benar. Sungguh hari ini aku merasa hatiku benar-benar kotor. Berkali-kali tak dapat kutahan diriku untuk tak melihatmu maaf tepatnya melirikmu. Astaghfirullah! Aku tidak dapat menjaga mata dan hatiku hari ini. Rasanya aku ingin membelah dadaku, mengambil hatiku dan mencucinya bersama kedua mataku sampai bersih kalau perlu kurendam pakai pelembut dan pengharum sekalian.
***
15 November 2007
Malam penuh bintang,
Sesaat aku bertasbih, terdiam, terpaku menikmati indahnya malam dan keharuan hatiku akan tasbih yang telah lama tak terucap setulus malam ini. Aku merasa bebas berterbangan bersama partikel-partikel debu, naik ke atas dan menari bersama bintang hingga terdengar oleh telingaku bunyi kreooot… kreottt… aku tersentak. Rupanya kursi goyang tua yang aku duduki sedari tadi terlalu cepat goyangannya hingga membuat bunyi aneh. Aku menertawakan diriku sendiri yang begitu terkejut tadi.
Kau tahu Ryan? Selain bintang, hal yang membuatku bahagia malam ini karena rasa itu sudah tidak memaksa keluar lagi dari hatiku. Alhamdulillah….
***
27 Febuari 2008
Hari ini hari ke-230 kita sekelas. Sudah lama aku tidak menulis dalam buku harian ini. Bulan-bulan sibuk! Aku harus mempersiapkan diri untuk ujian, belum lagi tugas-tugas yang menumpuk. Sekarang saja beberapa buku tebal untuk referensi tugas karya tulis tengah bertumpuk di depanku. Membuatku muak! Kuharap hari-hari seperti ini cepat terlewati.
Kau tahu Ryan? Kini rasa itu sudah benar-benar tertekan, sepenuhnya. Hanya saja tidak hilang sama sekali aku masih merasakan keberadaannya di dalam hatiku. Sebenarnya, aku juga telah membuat sebuah prinsip. Kau mau mendengarnya Ry? Oh ya! Kau tidak mungkin benar-benar mendengarnya bukan? Baiklah kutulis saja, ya. ‘Aku hanya akan mencintaimu, tak perlu memiliki…’. Kupikir kata memiliki hanya kepunyaan Sang Pencipta.
***
8 Maret 2008
Tidak kusangka kini kau telah menjadi idola, ha ha (aku menertawakan diriku sendiri, baru nyadar!). Rasanya dulu kau tak sepopuler kini. Tapi bukankah dulu kau dikatakan culun. Mungkin hanya aku yang terlihat aneh karena mencintaimu begitu dalam. Tidak aneh jika demi harta, toh kau anak orang kaya. Tapi kurasa aku menyukai sifat ramahmu. Kau terlalu baik dan bijaksana untuk ukuran anak SD. Ugh! Aku terlalu terbawa masa lalu tapi dengan ini aku telah mendapat alasan kenapa mereka juga menyukaimu. Sekarang kau bertambah tinggi, intelek…,ramah…, dan tampan….
Deg! Jantungku tiba-tiba berdegup kencang. Aku beristighfar berkali-kali. Analisaku tentang dirimu tadi telah membuka kembali segel yang telah mengunci rasa itu. Aku merasa seolah-olah partikel-partikel rasa itu berloncatan keluar dari hatiku, membuat barisan serta siap menuju dirimu ‘tuk sekedar bisikkan di telingamu ‘seorang Lia mencintaimu’. Tapi mereka terlalu lamban! Aku berhasil menangkapi mereka satu persatu dan menyegelnya kembali di hatiku.
Tapi aku memang tidak habis pikir dengan kejadian hari ini. LUCU sekali! Sekelompok cewek ribut-ribut hanya karena memperebutkan dirimu. Padahal setahuku kau belum pernah pacaran untuk saat ini. Artinya, kau bebas diidolakan siapa saja. Lalu, kenapa mesti bertengkar? Astaghfirullah! Aku bergosip nih!
***
14 Maret 2008
Aku tak mengerti dengan semua ini. Hari ini prinsipku benar-benar porak poranda. Aku menyesal kenapa aku menangis tanpa alasan? Kenapa juga kau tawarkan saputangan mahal milikmu untukku? Dan kenapa juga aku begitu bodoh langsung pergi meninggalkanmu? Serangkaian kejadian itu seakan menunjukkan kecanggunganku padamu, menunjukkan seberkas perasaan yang kini timbul tenggelam ke permukaan, memunculkan rasa ingin memiliki dirimu. Aku…. Aku menyadari sebuah prinsip tak akan berarti tanpa realisasi.
Ya Allah, mungkinkah rasa cinta ini dapat setulus dan semurni kasih seorang ibu tanpa mengharap balas? Dadaku sungguh sesak.
***
Seminggu menjelang ujian,
Hari ini aku benar-benar menderita. Jika pernah kutulis sebelumnya aku mengalami hal buruk karena perasaanku ini maka hari ini adalah yang terburuk. Aku tak dapat tenang. Belajar tidak tenang, duduk tidak tenang, berdiri tidak tenang. Padahal ujian tinggal beberapa hari lagi. Setiap berpapasan denganmu aku merasa dadaku sesak, sesak sekali. Aku ingin menangis rasanya. Belum lagi kejadian di kelas dulu (kau menawarkan saputangan) di ketahui cewek yang paling fans denganmu. Dengan kesal ditanyakannya padaku tentang perasaanku dan aku berbohong, dia lega. Aku memegangi dadaku yang kian sesak terlebih ketika aku melihat aura matamu yang menjadi aneh. Aku takut….
***
Tiga hari menjelang ujian,
Aku tenggelam dalam sujudku. Aku menangis, menyesali kelalaianku dalam menjaga hati. Aku mengemis belas kasihan Tuhan agar Dia menenangkan hatiku walau hanya sekejap tidak! Aku ingin hatiku tenang selama-lamanya. Sesaat ragaku terasa hancur lebur, sakit sekali. Tiba-tiba saja aku merasa ringan. Semua menghilang, semuanya, termasuk kegelisahanku. Air mataku semakin deras mengaliri kedua pipi tirusku tapi kini bukan atas rasa sesal tapi atas rasa syukur. Aku ingin memberikan semua cintaku hanya untuk dzat yang satu dan kuharap cintaku padamu adalah karena-Nya.
***
Acara kelulusan,
Keharuan menyelimuti sekolah, bagi yang lulus tersenyum puas namun ada pula yang meloncat-loncat kegirangan. Sedangkan yang tidak lulus hanya bisa tersenyum pahit atau tertawa keras-keras menutupi kesedihan. Hari ini pengumuman kelulusan sekaligus perpisahan. Semua saling memaafkan dan mengucap kata sampai jumpa lagi. Tapi entah kenapa aku merasa ada suatu perang dingin di antara kita Ryan. Sudahlah! Aku tidak ingin mengungkit-ungkit hal yang telah lalu.
***
27 Januari 2013,
Waktu terasa cepat berlalu. Kini aku sudah lulus S1 entah denganmu Ry, hingga saat ini aku tidak pernah bertemu denganmu lagi. Sebenarnya aku tak berniat mengisi buku harian ini lagi tapi…. Baiklah aku akan sedikit bercerita, tadi mantan seniorku di universitas, akhi Ali datang ke rumah orang tuaku. Yah! kebetulan aku lagi nggak di kos. Kupikir dia akan membahas mengenai program organisasi kepenulisan tempat kami bernaung. Tapi aku salah Ry, dia tidak datang bersama rekan-rekan penulis melainkan bersama orang tuanya. Dia… melamarku Ry. Aku bimbang dan dia memberi waktu satu minggu untuk memutuskan. Aku merasa kini prinsipku tengah dicoba lagi. Apakah aku benar-benar masih harus menunggumu? ataukah aku akan menikah dengan akhi Ali dan menyimpan rasa cintaku hanya sebagai kenangan yang indah serta menciptakan rasa cinta yang baru untuknya? Jika aku memang masih memegang prinsipku maka aku akan pilih yang kedua. Aku harus shalat istikharah!
….
Sepasang tangan kokoh itu bergetar.
***
3 Febuari 2013
Setelah pening selama seminggu, satu keputusan telah kubuat. Aku akan menikah dengan akhi Ali. Mengenai dia kau tak perlu khawatir, dia lelaki yang baik dan berilmu. Aku tahu itu dari teman-teman, keluarga, tetangganya bahkan aku sendiri yang telah memata-matainya. Mungkin akan lebih baik jika aku hanya sebatas mencintaimu tapi tak boleh memilikimu. Hanya kepada Allah cinta yang besar mesti diberikan dan mungkin pernikahan ini jalannya. Lagipula aku takut latar belakang keluarga kita yang berbeda akan menjadi rintangan.
Hari ini telah kukatakan keputusanku pada mereka. Pernikahannya akan dilaksanakan 3 bulan lagi. Mulai hari ini aku tidak akan mengisi buku harian ini lagi. Mungkin ini adalah yang terakhir dan aku ingin katakan untuk yang terakhir kali aku sangat mencintaimu dan selamat tinggal, aku akan menyimpan semuanya menjadi kenangan yang indah.
….
Ryan menutup buku harian bersampul putih polos tak bergambar di tangannya. Dia tahu persis si pemilik buku itu, seorang gadis yang hingga kini masih menempati hampir seluruh bagian hatinya. Buku itu tidak sengaja ditemukannya tadi pagi di tempat sampah, hampir dibakar.
Ryan tak pernah menyangka Lia yang sangat dikaguminya menaruh hati padanya bahkan sampai sedalam itu. Andaikan saja ia tahu dari dahulu sudah pasti muncul keberaniannya untuk menyatakan perasaannya walaupun besar kemungkinan ditolak. Karena setahu Ryan, Lia tidak mau pacaran. Tapi paling tidak Lia tahu perasaan mereka sama dan dia tidak mungkin menikah dengan orang lain seperti sekarang.
Takdir berkata lain, Lia bahkan meninggalkannya begitu saja ketika dia menawarkan saputangannya dengan sedikit keberanian di hati. Lia bahkan berbohong ketika Rara menanyakan perasaannya pada Ryan. Sejak saat itu hidupnya menjadi kacau. Dia tidak melanjutkan kuliah dan lebih memilih menjadi seorang penulis lepas. Ryan benar-benar terpukul. Beberapa jenak ia linglung. Tapi sebentar kemudian muncul suatu perasaan tak enak dalam hatinya. Diambilnya undangan pernikahan yang tadi dilemparkannya begitu saja. Undangan itu juga ditemukannya seminggu yang lalu di depan pintu mungkin dari tetangga sebelah. Ryan mencermati setiap huruf di undangan itu lalu dibandingkannya dengan tanggal terakhir buku harian Lia. Akhirnya, Ryan menemukan kenyataan bahwa itu undangan pernikahan Lia terlebih jika dilihatnya alamat yang tertera di situ. Tertanggal… hari ini, batin Ryan.
Tiba-tiba saja terlintas ide gila di kepalanya. Dengan senyum lebar diraihnya baju koko dan celana panjang dari lemari. Dengan cepat disambarnya pula peci dan kunci mobilnya. Ryan bergegas membuka pintu rumah sewaannya dan tidak lama kemudian terdengarlah deru mobil menjauhi rumah itu.
***
Tinggal beberapa blok lagi Ryan akan sampai ke rumah Lia. Di dalam pikirannya sudah terbayang rencana yang disusunnya dari tadi. Ryan akan masuk ke rumah Lia sambil membawa buku harian itu sebagai bukti cinta Lia padanya. Setelah itu dia akan mengatakan perasaannya yang sebenarnya. Lalu, Lia akan terkaget-kaget dan bimbang saat itulah ia akan merebut Lia dari seseorang yang bernama Ali itu. kalau seandainya Ali memaksa maka dia akan membawa kabur Lia….
Lamunan Ryan terhenti ketika mobilnya sudah berada di depan rumah Lia. Dia memarkir dulu mobilnya. Lalu dengan langkah-langkah ringan ia keluar dari mobilnya dan menyusuri halaman rumah Lia untuk kemudian memasuki rumah hajatan tersebut.
Begitu masuk, Ryan terpaku. Kepercayaan diri yang tadinya menggebu-gebu perlahan menguap. Dilihatnya sekali lagi mempelai laki-laki yang duduk tenang di depan penghulu. Sungguh! Penglihatannya tidak salah! Laki-laki itu tidak mungkin dilupakannya, seseorang yang telah menolongnya di tengah hujan deras, di saat tak seorang pun akan peduli pada orang lain.
Sesaat Ryan mengingat kejadian itu. Dia begitu kesal saat mobil Jaguar merahnya mogok di tengah malam ketika hujan mengguyur bumi dengan begitu lebatnya. Beberapa mobil melaluinya begitu saja seolah takut kalau-kalau ia adalah penjahat. Tapi… tiba-tiba seorang pengendara motor menghentikan motornya dan tanpa basa basi langsung menolongnya. Kejadian itu berlangsung sangat cepat. Jangankan untuk berterimakasih dan menanyakan namanya, menjawab salamnya saja Ryan tidak sempat. Bahkan, dia pernah berpikir lelaki itu malaikat. Tapi kini… haruskah Ryan merebut kebahagian sang penolong itu. Ryan tergugu. Lalu dia ganti melihat Lia, gadis itu tampak tertunduk malu. Semua mata tiba-tiba tertuju padanya. Akhirnya, Ryan memilih duduk agak di pojok.
Acara pernikahan dimulai. Ijab dan kabul sebentar lagi akan diucapkan. Hati Ryan kian gelisah. Duduknya tidak tenang. Namun, untuk berdiri dan langsung menarik tangan Lia seperti rencana semula juga tak sanggup dilakukannya. Kini, kakinya terasa lumpuh. Terkadang diharapkannya pula si mempelai pria akan memberikan Lia kepadanya seperti di film-film India. Tapi Ryan yakin Ali akan melakukan hal itu andaikan ia tahu perasaan Lia pada Ryan. Ya! Andai saja Ryan dapat membuktikan hal itu….
Sekali lagi Ryan tertohok perasaannya sendiri. Tak sepatah katapun sanggup diucapkannya, lidahnya serasa kelu dan suaranya seakan tercekat di tenggorokan. Bahkan, ia tidak berkata apapun ketika penghulu menanyakan adakah yang keberatan? Acara pernikahan pun diakhiri dengan do’a untuk kedua mempelai. Lalu dilanjutkan dengan acara bersalam-salaman. Entah kenapa barulah Ryan dapat berdiri seraya menyalami mempelai laki-laki dia berkata “selamat ya semoga bahagia, sekalian saya mau permisi pulang.”
“Sama-sama,”
“Kok langsung pulang, Ry? Acaranya kan belum selesai,” Lia keheranan.
Lia, kenapa kamu memanggilku dengan nama kecilku?, batin Ryan
“Iya akhi, acara makan-makannya kan belum,” tambah Ali.
“Saya kurang enak badan, saya permisi, Assalamualaikum” jawab Ryan dengan wajah pias.
“Waalaikumussalam…”
Setelah mendapat anggukan dari Ali dan Lia ia segera keluar menuju mobilnya. Sungguh! Hari ini kepalanya benar-benar ingin meledak.
***
Di perjalanan pulang, Ryan teringat karya sastra lama buah pena Hamka ‘Tenggelamnya Kapal Van der Wijck’, kisah mengenai wanita yang menikah dengan pria yang tidak dicintainya dan dia menderita. Apakah Lia akan bahagia…., cepat-cepat dihapuskannya pikiran buruk itu dari kepalanya. Wanita itu menikah karena harta sedangkan Lia karena baiknya akhlak dan ilmu agama Ali, bahkan Ryan sendiri mengakui kebaikan Ali.
Pikirannya menerawang, tiba-tiba saja di depannya muncul suasana kamarnya. Beberapa puntung rokok berserakan di atas meja, pakaian berhamburan di atas tempat tidur dan sebuah al-qur’an terletak rapi di rak bukunya, terlalu rapi bahkan sedikit berdebu tanda lama tak terbaca.
Sebulir air mata hangat mengaliri pipinya. Ada yang berkata ‘pantang bagi seorang laki-laki menangis’. Tapi untuk penyesalan kepada Tuhan rasanya tidak apa-apa. Dipercepatnya laju mobilnya.
Sesampainya di rumah ia langsung mengambil wudhu. Dicarinya sajadah yang lama tak digunakannya. Akhirnya, didapatnya sajadah di pojok bawah lemari pakaiannya. Ehm! Bau apek! Karena tidak memiliki yang lain, terpaksa dipakainya juga sajadah apek itu.
Dia mendirikan shalat taubat dua raka’at. Sangat khusyuk… bahkan dia tenggelam sangat lama dalam setiap sujudnya. Kini dia berniat untuk memberikan cintanya hanya kepada dzat yang satu, Allah swt.
***
By: Shela Puzi Dina
Sebuah undangan,
Akan menikah:
Muhammad Ali Firdaus
bin
H. Rasyid
dengan
Nur Aulia
binti
H. Hamdi
Plash! Dia membuang undangan itu. Membosankan!, pikirnya.
* * *
30 Oktober 2007
Hari ini genap 100 hari aku sekelas denganmu. Dan aku tahu rasa itu belum hilang dari hatiku Ry. Bahkan kini semakin menjadi-jadi. Ah! Kenapa kutulis seperti ini? Seolah kau sudah tahu tentang segala rasa yang tersimpan rapat di hatiku. Bukankah aku telah menyimpannya hampir…, sekarang kau dan aku sudah kelas tiga SMA berarti sudah 6 tahun lebih.
Ya Allah, sebegini dalamkah cinta yang kurasakan pada seorang Ryan…. Aku bersyukur telah berhijab (berjilbab), paling tidak, ketika rasa itu menyeruak keluar dari hatiku, mereka hanya dapat pasrah berkerumun di balik jilbab lebarku. Sungguh aku benar-benar beruntung! Allah masih menjaga hatiku Ry.
***
7 November 2007
Jika orang-orang berpikir aku berhati suci, maka kukira mereka tak sepenuhnya benar. Sungguh hari ini aku merasa hatiku benar-benar kotor. Berkali-kali tak dapat kutahan diriku untuk tak melihatmu maaf tepatnya melirikmu. Astaghfirullah! Aku tidak dapat menjaga mata dan hatiku hari ini. Rasanya aku ingin membelah dadaku, mengambil hatiku dan mencucinya bersama kedua mataku sampai bersih kalau perlu kurendam pakai pelembut dan pengharum sekalian.
***
15 November 2007
Malam penuh bintang,
Sesaat aku bertasbih, terdiam, terpaku menikmati indahnya malam dan keharuan hatiku akan tasbih yang telah lama tak terucap setulus malam ini. Aku merasa bebas berterbangan bersama partikel-partikel debu, naik ke atas dan menari bersama bintang hingga terdengar oleh telingaku bunyi kreooot… kreottt… aku tersentak. Rupanya kursi goyang tua yang aku duduki sedari tadi terlalu cepat goyangannya hingga membuat bunyi aneh. Aku menertawakan diriku sendiri yang begitu terkejut tadi.
Kau tahu Ryan? Selain bintang, hal yang membuatku bahagia malam ini karena rasa itu sudah tidak memaksa keluar lagi dari hatiku. Alhamdulillah….
***
27 Febuari 2008
Hari ini hari ke-230 kita sekelas. Sudah lama aku tidak menulis dalam buku harian ini. Bulan-bulan sibuk! Aku harus mempersiapkan diri untuk ujian, belum lagi tugas-tugas yang menumpuk. Sekarang saja beberapa buku tebal untuk referensi tugas karya tulis tengah bertumpuk di depanku. Membuatku muak! Kuharap hari-hari seperti ini cepat terlewati.
Kau tahu Ryan? Kini rasa itu sudah benar-benar tertekan, sepenuhnya. Hanya saja tidak hilang sama sekali aku masih merasakan keberadaannya di dalam hatiku. Sebenarnya, aku juga telah membuat sebuah prinsip. Kau mau mendengarnya Ry? Oh ya! Kau tidak mungkin benar-benar mendengarnya bukan? Baiklah kutulis saja, ya. ‘Aku hanya akan mencintaimu, tak perlu memiliki…’. Kupikir kata memiliki hanya kepunyaan Sang Pencipta.
***
8 Maret 2008
Tidak kusangka kini kau telah menjadi idola, ha ha (aku menertawakan diriku sendiri, baru nyadar!). Rasanya dulu kau tak sepopuler kini. Tapi bukankah dulu kau dikatakan culun. Mungkin hanya aku yang terlihat aneh karena mencintaimu begitu dalam. Tidak aneh jika demi harta, toh kau anak orang kaya. Tapi kurasa aku menyukai sifat ramahmu. Kau terlalu baik dan bijaksana untuk ukuran anak SD. Ugh! Aku terlalu terbawa masa lalu tapi dengan ini aku telah mendapat alasan kenapa mereka juga menyukaimu. Sekarang kau bertambah tinggi, intelek…,ramah…, dan tampan….
Deg! Jantungku tiba-tiba berdegup kencang. Aku beristighfar berkali-kali. Analisaku tentang dirimu tadi telah membuka kembali segel yang telah mengunci rasa itu. Aku merasa seolah-olah partikel-partikel rasa itu berloncatan keluar dari hatiku, membuat barisan serta siap menuju dirimu ‘tuk sekedar bisikkan di telingamu ‘seorang Lia mencintaimu’. Tapi mereka terlalu lamban! Aku berhasil menangkapi mereka satu persatu dan menyegelnya kembali di hatiku.
Tapi aku memang tidak habis pikir dengan kejadian hari ini. LUCU sekali! Sekelompok cewek ribut-ribut hanya karena memperebutkan dirimu. Padahal setahuku kau belum pernah pacaran untuk saat ini. Artinya, kau bebas diidolakan siapa saja. Lalu, kenapa mesti bertengkar? Astaghfirullah! Aku bergosip nih!
***
14 Maret 2008
Aku tak mengerti dengan semua ini. Hari ini prinsipku benar-benar porak poranda. Aku menyesal kenapa aku menangis tanpa alasan? Kenapa juga kau tawarkan saputangan mahal milikmu untukku? Dan kenapa juga aku begitu bodoh langsung pergi meninggalkanmu? Serangkaian kejadian itu seakan menunjukkan kecanggunganku padamu, menunjukkan seberkas perasaan yang kini timbul tenggelam ke permukaan, memunculkan rasa ingin memiliki dirimu. Aku…. Aku menyadari sebuah prinsip tak akan berarti tanpa realisasi.
Ya Allah, mungkinkah rasa cinta ini dapat setulus dan semurni kasih seorang ibu tanpa mengharap balas? Dadaku sungguh sesak.
***
Seminggu menjelang ujian,
Hari ini aku benar-benar menderita. Jika pernah kutulis sebelumnya aku mengalami hal buruk karena perasaanku ini maka hari ini adalah yang terburuk. Aku tak dapat tenang. Belajar tidak tenang, duduk tidak tenang, berdiri tidak tenang. Padahal ujian tinggal beberapa hari lagi. Setiap berpapasan denganmu aku merasa dadaku sesak, sesak sekali. Aku ingin menangis rasanya. Belum lagi kejadian di kelas dulu (kau menawarkan saputangan) di ketahui cewek yang paling fans denganmu. Dengan kesal ditanyakannya padaku tentang perasaanku dan aku berbohong, dia lega. Aku memegangi dadaku yang kian sesak terlebih ketika aku melihat aura matamu yang menjadi aneh. Aku takut….
***
Tiga hari menjelang ujian,
Aku tenggelam dalam sujudku. Aku menangis, menyesali kelalaianku dalam menjaga hati. Aku mengemis belas kasihan Tuhan agar Dia menenangkan hatiku walau hanya sekejap tidak! Aku ingin hatiku tenang selama-lamanya. Sesaat ragaku terasa hancur lebur, sakit sekali. Tiba-tiba saja aku merasa ringan. Semua menghilang, semuanya, termasuk kegelisahanku. Air mataku semakin deras mengaliri kedua pipi tirusku tapi kini bukan atas rasa sesal tapi atas rasa syukur. Aku ingin memberikan semua cintaku hanya untuk dzat yang satu dan kuharap cintaku padamu adalah karena-Nya.
***
Acara kelulusan,
Keharuan menyelimuti sekolah, bagi yang lulus tersenyum puas namun ada pula yang meloncat-loncat kegirangan. Sedangkan yang tidak lulus hanya bisa tersenyum pahit atau tertawa keras-keras menutupi kesedihan. Hari ini pengumuman kelulusan sekaligus perpisahan. Semua saling memaafkan dan mengucap kata sampai jumpa lagi. Tapi entah kenapa aku merasa ada suatu perang dingin di antara kita Ryan. Sudahlah! Aku tidak ingin mengungkit-ungkit hal yang telah lalu.
***
27 Januari 2013,
Waktu terasa cepat berlalu. Kini aku sudah lulus S1 entah denganmu Ry, hingga saat ini aku tidak pernah bertemu denganmu lagi. Sebenarnya aku tak berniat mengisi buku harian ini lagi tapi…. Baiklah aku akan sedikit bercerita, tadi mantan seniorku di universitas, akhi Ali datang ke rumah orang tuaku. Yah! kebetulan aku lagi nggak di kos. Kupikir dia akan membahas mengenai program organisasi kepenulisan tempat kami bernaung. Tapi aku salah Ry, dia tidak datang bersama rekan-rekan penulis melainkan bersama orang tuanya. Dia… melamarku Ry. Aku bimbang dan dia memberi waktu satu minggu untuk memutuskan. Aku merasa kini prinsipku tengah dicoba lagi. Apakah aku benar-benar masih harus menunggumu? ataukah aku akan menikah dengan akhi Ali dan menyimpan rasa cintaku hanya sebagai kenangan yang indah serta menciptakan rasa cinta yang baru untuknya? Jika aku memang masih memegang prinsipku maka aku akan pilih yang kedua. Aku harus shalat istikharah!
….
Sepasang tangan kokoh itu bergetar.
***
3 Febuari 2013
Setelah pening selama seminggu, satu keputusan telah kubuat. Aku akan menikah dengan akhi Ali. Mengenai dia kau tak perlu khawatir, dia lelaki yang baik dan berilmu. Aku tahu itu dari teman-teman, keluarga, tetangganya bahkan aku sendiri yang telah memata-matainya. Mungkin akan lebih baik jika aku hanya sebatas mencintaimu tapi tak boleh memilikimu. Hanya kepada Allah cinta yang besar mesti diberikan dan mungkin pernikahan ini jalannya. Lagipula aku takut latar belakang keluarga kita yang berbeda akan menjadi rintangan.
Hari ini telah kukatakan keputusanku pada mereka. Pernikahannya akan dilaksanakan 3 bulan lagi. Mulai hari ini aku tidak akan mengisi buku harian ini lagi. Mungkin ini adalah yang terakhir dan aku ingin katakan untuk yang terakhir kali aku sangat mencintaimu dan selamat tinggal, aku akan menyimpan semuanya menjadi kenangan yang indah.
….
Ryan menutup buku harian bersampul putih polos tak bergambar di tangannya. Dia tahu persis si pemilik buku itu, seorang gadis yang hingga kini masih menempati hampir seluruh bagian hatinya. Buku itu tidak sengaja ditemukannya tadi pagi di tempat sampah, hampir dibakar.
Ryan tak pernah menyangka Lia yang sangat dikaguminya menaruh hati padanya bahkan sampai sedalam itu. Andaikan saja ia tahu dari dahulu sudah pasti muncul keberaniannya untuk menyatakan perasaannya walaupun besar kemungkinan ditolak. Karena setahu Ryan, Lia tidak mau pacaran. Tapi paling tidak Lia tahu perasaan mereka sama dan dia tidak mungkin menikah dengan orang lain seperti sekarang.
Takdir berkata lain, Lia bahkan meninggalkannya begitu saja ketika dia menawarkan saputangannya dengan sedikit keberanian di hati. Lia bahkan berbohong ketika Rara menanyakan perasaannya pada Ryan. Sejak saat itu hidupnya menjadi kacau. Dia tidak melanjutkan kuliah dan lebih memilih menjadi seorang penulis lepas. Ryan benar-benar terpukul. Beberapa jenak ia linglung. Tapi sebentar kemudian muncul suatu perasaan tak enak dalam hatinya. Diambilnya undangan pernikahan yang tadi dilemparkannya begitu saja. Undangan itu juga ditemukannya seminggu yang lalu di depan pintu mungkin dari tetangga sebelah. Ryan mencermati setiap huruf di undangan itu lalu dibandingkannya dengan tanggal terakhir buku harian Lia. Akhirnya, Ryan menemukan kenyataan bahwa itu undangan pernikahan Lia terlebih jika dilihatnya alamat yang tertera di situ. Tertanggal… hari ini, batin Ryan.
Tiba-tiba saja terlintas ide gila di kepalanya. Dengan senyum lebar diraihnya baju koko dan celana panjang dari lemari. Dengan cepat disambarnya pula peci dan kunci mobilnya. Ryan bergegas membuka pintu rumah sewaannya dan tidak lama kemudian terdengarlah deru mobil menjauhi rumah itu.
***
Tinggal beberapa blok lagi Ryan akan sampai ke rumah Lia. Di dalam pikirannya sudah terbayang rencana yang disusunnya dari tadi. Ryan akan masuk ke rumah Lia sambil membawa buku harian itu sebagai bukti cinta Lia padanya. Setelah itu dia akan mengatakan perasaannya yang sebenarnya. Lalu, Lia akan terkaget-kaget dan bimbang saat itulah ia akan merebut Lia dari seseorang yang bernama Ali itu. kalau seandainya Ali memaksa maka dia akan membawa kabur Lia….
Lamunan Ryan terhenti ketika mobilnya sudah berada di depan rumah Lia. Dia memarkir dulu mobilnya. Lalu dengan langkah-langkah ringan ia keluar dari mobilnya dan menyusuri halaman rumah Lia untuk kemudian memasuki rumah hajatan tersebut.
Begitu masuk, Ryan terpaku. Kepercayaan diri yang tadinya menggebu-gebu perlahan menguap. Dilihatnya sekali lagi mempelai laki-laki yang duduk tenang di depan penghulu. Sungguh! Penglihatannya tidak salah! Laki-laki itu tidak mungkin dilupakannya, seseorang yang telah menolongnya di tengah hujan deras, di saat tak seorang pun akan peduli pada orang lain.
Sesaat Ryan mengingat kejadian itu. Dia begitu kesal saat mobil Jaguar merahnya mogok di tengah malam ketika hujan mengguyur bumi dengan begitu lebatnya. Beberapa mobil melaluinya begitu saja seolah takut kalau-kalau ia adalah penjahat. Tapi… tiba-tiba seorang pengendara motor menghentikan motornya dan tanpa basa basi langsung menolongnya. Kejadian itu berlangsung sangat cepat. Jangankan untuk berterimakasih dan menanyakan namanya, menjawab salamnya saja Ryan tidak sempat. Bahkan, dia pernah berpikir lelaki itu malaikat. Tapi kini… haruskah Ryan merebut kebahagian sang penolong itu. Ryan tergugu. Lalu dia ganti melihat Lia, gadis itu tampak tertunduk malu. Semua mata tiba-tiba tertuju padanya. Akhirnya, Ryan memilih duduk agak di pojok.
Acara pernikahan dimulai. Ijab dan kabul sebentar lagi akan diucapkan. Hati Ryan kian gelisah. Duduknya tidak tenang. Namun, untuk berdiri dan langsung menarik tangan Lia seperti rencana semula juga tak sanggup dilakukannya. Kini, kakinya terasa lumpuh. Terkadang diharapkannya pula si mempelai pria akan memberikan Lia kepadanya seperti di film-film India. Tapi Ryan yakin Ali akan melakukan hal itu andaikan ia tahu perasaan Lia pada Ryan. Ya! Andai saja Ryan dapat membuktikan hal itu….
Sekali lagi Ryan tertohok perasaannya sendiri. Tak sepatah katapun sanggup diucapkannya, lidahnya serasa kelu dan suaranya seakan tercekat di tenggorokan. Bahkan, ia tidak berkata apapun ketika penghulu menanyakan adakah yang keberatan? Acara pernikahan pun diakhiri dengan do’a untuk kedua mempelai. Lalu dilanjutkan dengan acara bersalam-salaman. Entah kenapa barulah Ryan dapat berdiri seraya menyalami mempelai laki-laki dia berkata “selamat ya semoga bahagia, sekalian saya mau permisi pulang.”
“Sama-sama,”
“Kok langsung pulang, Ry? Acaranya kan belum selesai,” Lia keheranan.
Lia, kenapa kamu memanggilku dengan nama kecilku?, batin Ryan
“Iya akhi, acara makan-makannya kan belum,” tambah Ali.
“Saya kurang enak badan, saya permisi, Assalamualaikum” jawab Ryan dengan wajah pias.
“Waalaikumussalam…”
Setelah mendapat anggukan dari Ali dan Lia ia segera keluar menuju mobilnya. Sungguh! Hari ini kepalanya benar-benar ingin meledak.
***
Di perjalanan pulang, Ryan teringat karya sastra lama buah pena Hamka ‘Tenggelamnya Kapal Van der Wijck’, kisah mengenai wanita yang menikah dengan pria yang tidak dicintainya dan dia menderita. Apakah Lia akan bahagia…., cepat-cepat dihapuskannya pikiran buruk itu dari kepalanya. Wanita itu menikah karena harta sedangkan Lia karena baiknya akhlak dan ilmu agama Ali, bahkan Ryan sendiri mengakui kebaikan Ali.
Pikirannya menerawang, tiba-tiba saja di depannya muncul suasana kamarnya. Beberapa puntung rokok berserakan di atas meja, pakaian berhamburan di atas tempat tidur dan sebuah al-qur’an terletak rapi di rak bukunya, terlalu rapi bahkan sedikit berdebu tanda lama tak terbaca.
Sebulir air mata hangat mengaliri pipinya. Ada yang berkata ‘pantang bagi seorang laki-laki menangis’. Tapi untuk penyesalan kepada Tuhan rasanya tidak apa-apa. Dipercepatnya laju mobilnya.
Sesampainya di rumah ia langsung mengambil wudhu. Dicarinya sajadah yang lama tak digunakannya. Akhirnya, didapatnya sajadah di pojok bawah lemari pakaiannya. Ehm! Bau apek! Karena tidak memiliki yang lain, terpaksa dipakainya juga sajadah apek itu.
Dia mendirikan shalat taubat dua raka’at. Sangat khusyuk… bahkan dia tenggelam sangat lama dalam setiap sujudnya. Kini dia berniat untuk memberikan cintanya hanya kepada dzat yang satu, Allah swt.
***
By: Shela Puzi Dina
Kamis, 12 Maret 2009
Langganan:
Postingan (Atom)